Halo adik-adik. bertemu
lagi deeh di blog ini. Untuk postingan kali ini bakal sedikit spesial nih.
Karena aku bakal ngeposting hal yang beda dari biasanya. Kalo biasanya blog ini
mbahas candaan gak jelas, sekarang bahasannya bakalan galau nih. Okeedeeeeh. Yaapp,
tentang Ce I En Te A, ini sih menurut pandanganku dan berdasarkan
apa yang telah aku alami ya. :D
Pernah gak sih kalo kalian ngerasa
untuk membahagiakan orang itu tidak harus menjadi miliknya ? apa iya, mereka
harus memiliki dulu baru bisa ngebahagiain dia ? apa iya, konsep cinta tak
harus memiliki masih bisa dipakai di jaman sekarang ? dan yang terakhir bagi
kalian ada gak sih mantan bisa jadi temen ?
Anak muda saat ini banyak sekali yang
menurutku berlebihan dalam hal menyayangi pasangannya. Ada yang perhari harus
menghubungi, ada yang perjam harus ngehubungi, ada yang permenit harus
ngehubungi, dan sampai – sampai mungkin ada yang setiap bernafas harus
ngehubungi haha mungkin gak se-lebay itu ya. Tapi disitulah letak kesalahan
mereka, karena terlalu berlebihan kepada pasangannya. Karena dalam menjalin
sebuah hubungan itu layaknya kita lagi lari. Kalau kita lari dengan kecepatan
maksimal sejak awal, pastinya jarak yang bisa kalian tempuh tidak jauh karena
kecapekan. Beda lagi kalau kalian lari dengan kecepatan yang standart tapi
kalian stabil, pasti hasilnya kalian finish di jarak yang lebih jauh. Kalau
dianalogikan seperti itu ya, kita gak bisa memaksakan baik pasangan kita maupun
kita sendiri untuk ngotot untuk menjalin hubungan ini. Bagiku, memberikan space
atau ruang untuk pasangan kita buat bergerak juga penting. Biarlah pasangan
kita mau bergaul dengan siapa mau melakukan kegiatan positif apapun, yang
terpenting hati mereka tetep milik kalian. Karena untuk menjalin hubungan yang
harus diperhatikan Cuma saling menjaga hati pasangannya masing – masing.
Anak muda saat ini juga parah banget kalau
udah ada hubungannya sama putus cinta. Putus cinta aja berantemnya kayak mau
cerai terus rebutan harta gono-gini. Cara putus yang seperti itu tuh yang pertanda
banget keduanya masih egois dan gak bisa ngertiin pasangannya. Karena jujur aja
yaa, putus dengan cara yang indah itu juga enak kok. Karena kita meskipun sudah
tidak memiliki status, tapi kita masih bisa berteman, saling bercanda dan
sebagainya. Jadi kayak cinta kita ke dia belum putus, cuman status kita aja yang berubah. Kata siapa hal seperti itu tidak mungkin ? ya, aku pernah dua kali
gagal dalam urusan cinta, dan alhamdulillahnya dua-duanya putus dengan cara
yang indah. Aku ceritain satu satu yaa.
Yang pertama ini pas aku masih smp,
sama junior nih ceritanya aku. Ya aku kurang tau juga pas bulan ke berapa hal
ini terjadi. Saat itu dengan tiba-tiba dia seperti pengakuan dosa ke aku. Jadi dia
mengakui kesalahannya, namun kesalahannya itu sudah tidak dilakukannya lagi “saat
itu”. Saat itu aku nggak tau harus ngapain, jujur aja remuk ini hati. Namun akhirnya
aku turunkan egoku karena aku tahu dia tulus bicara kayak gitu, dan dengan dia
bercerita seperti itu dia juga sudah menunjukkan kemauan untuk berubah,
akhirnya kita baikan lagi udah aku lupain juga kejadian itu. Nggak lama setelah
itu, dianya malah ngelakuin kesalahan itu lagi dengan cara yang sama persis,
akhirnya aku berfikir, mungkin aku gak bisa jadi bagian hidupnya yang bikin dia
bahagia. Oke kita putus dan aku marah besar
saat itu. Saat itu sebenernya aku nggak marah yaa, aku cuma ngasih pelajaran ke
dia, kalau apa yang dia lakukan itu salah. Itu aja. Aku pengen dia jadi wanita
yang lebih baik setelah lepas dari aku. Wanita yang bisa berfikir dua kali
sebelum bertindak, tidak bertindak berdasarkan apa yang dia rasakan saat itu. Itu
aja seeh
Terus yang kedua ini saat aku sma,
namun hubungan ini bisa berlanjut sampai aku menduduki bangku kuliah. Kalau yang
kedua ini satu angkatan sama aku ceritanya. Ya saat kita masih duduk di bangku
sma semua masih dalam batas wajar – wajar aja. Namun semua berubah ketika kita
masuk di bangku kuliah. Aku langsung digenjot dengan praktikum yang bujubuset
ditambah pengkaderan juga. Dimulai dari sana aku gabisa memecah otakku antara
mana waktu buat dia dan mana buatku mengurus kegiatanku. Masalah lama belum kelar,
aku langsung dihantam dengan tambahan beban. Karena pas 3 bulan aku jadi
mahasiswa, aku diberi amanah di dalam angkatanku itu. Tentu saja disanalah aku
berfikir lagi, kasian dia juga kalau harus nunggu waktu luangku yang entah
kapan datangnya. Aku saat itu juga kasian sama dia karena gak akan bisa bahagia
dengan menghadapi kenyataan aku gak bisa sepanjang hari sama dia. Akhirnya kita
memutuskan untuk menyudahi hubungan kita ini yang mungkin emang udah gak bisa
dipertahanin lagi. Buat apa kita terus – terusan mempertahankan sebuah hubungan
kalau gak bisa bikin kita bahagia. Karena aku fikir, aku tetep bisa kok njaga
dia tanpa harus jadi kekasihnya, ya itu yang aku lakukan sekarang. Sebisa mungkin
aku selalu ada di belakangnya untuk memberi dia support ketika dia lagi
terjatuh. Dan mendoakan dia bertemu dengan seseorang yang lebih baik dariku.
Emang kalau kita bener-bener sayang
kepada seseorang, tidak penting apakah kita memiliki dia atau tidak. Yang terpenting
adalah seberapa besar peduli kalian terhadapnya. Seberapa besar rasa kalian
untuk melihat dia bahagia. Mungkin dia akan menemukan apa itu bahagia ketika
bersama orang lain, ya itu harapan kalian sebenarnya, dia tidak harus dengan
kalian.
Postingan ku kali ini mungkin bisa
ditutup dengan sebuah kutipan film dari taiwan yaa.
“Ternyata, ketika kamu sangat –
sangat menyukai seorang wanita. Ketika ada seseorang yang mengasihinya,
mencintainya, maka kamu akan benar – benar dari hati yang paling dalam
mendoakan dia bahagia selamanya”
ini wildan gerigi bukan sih, suka blogging juga? wah wah
ReplyDeletehaha postingannya setuju juga sih, tp ga usah khawatir, semuanya uda ad yg ngatur, kalo jodoh ga bakal kemana wkwk
Kita kenalnya di interval hehe
DeleteNaaah gausah khawatir laah :D